Senin, 02 November 2015

pendidikan Gontor

Pendidikan Kehidupan Gontor

                    Pondok Modern Darussalam Gontor adalah pondok pesantren yang mempelajari pelajaran agama dan pelajaran umum yang setara. Pelajarannya yang berdasarkan kurikulum KMI (Kulliyatul Mu’allimat/Mu’allimin Al-Islamiyah) menggunakan bahasa Arab, Inggris dan Indonesia. Pemahaman pelajaran di kelas ditentukan dalam penggunaan bahasa resmi sehari-harinya. Diharuskan kepada santri-santrinya untuk menggunakan bahasa resmi yaitu bahasa Arab dan bahasa Inggris, minimal bahasa Indonesia. Karena “al lughotu taju al ma’had”.
                    Pondok pesantren ialah yang bersistem asrama bagi santri-santrinya. Asrama bukan hanya untuk beristirahat melainkan  penuh dengan segala aktifitas. Dari bangun tidur hingga tidur lagi, misalnya, shalat berjamaah di masjid, lomba-lomba, keorganisasian, dll. Semua yang dilakukan dan dirasakan adalah pendidikan. Pendidikan kehidupan yang memiliki makna penting untuk masa mendatang nantinya. “Kullu ma yarohu, wa yasma’unahu, min kulli harokatin wa aswatin, kulluha min awamili tarbiyah al’aqliyah wa alkhuluqiyah”.
                    Kunci sukses dalam kehidupan adalah ikhlas dan sabar. Ikhlas dalam menjalani segala kehidupan, dan sabar dalam melewati lika-liku yang datang silih berganti. Aktif, untuk ikutserta setiap kegiatan dan aktifitas yang ada. Bukan hanya kehidupan Gontor melainkan kehidupan di masyarakat agar pandai bersosialisasi. Bersosial antar masyarakat walaupun berbeda keyakinan. Seperti motto dari dasar Negara Indonesia “bhinneka tunggal ika”.
                    Panca jiwa Gontor diantaranya keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian/berdikari,  ukhwuah Islamiyah, dan kebebasan. Sederhana bukan berati miskin, tetapi hidup sederhana apa adanya dan tidak bermeweh-mewahan serta tetap mengikuti syari’at Islam. Agar tidak berlomba-lomba dalam kemewahan/kefasikan melainkan berlomba-lomba dalam kebaikan “fastabiqu alkhairat”.
                    Hidup jauh dari orang tua bukan berarti tidak bisa apa-apa. Melainkan membentuk sebuah karakter seseorang untuk hidup mandiri. Mencari jati diri dan mencari ilmu sendiri. Seperti kata pepatah “Tuntutlah Ilmu sampai ke Negeri China”. Mandiri melakukan segala aktifitas apapun, tanpa bergantung dengan orang lain. Dan diperlukan kerjasama dalam berkelompok untuk membentuk suatu kesatuan ukhuwah Islamiyah.
                    Kebebasan, bukan bebas tanpa aturan melainkan bebas untuk menentukan pilihan yang benar. Kebebasan untuk hidup yang lebih baik. Bebas bergerak dan berfikir yang bermakna ibadah dalam kehidupan. Setiap gerakan yang dilakukan adalah pendidikan, seperti syiar Gontor “harakatuna, ‘ibadatun, wa fannun, wa dzauqun, wa akhlaqun”
“Fina Ayu Madaliah”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar