Pendidikan Kehidupan Gontor
Pondok Modern Darussalam
Gontor adalah pondok pesantren yang mempelajari pelajaran agama dan pelajaran
umum yang setara. Pelajarannya yang berdasarkan kurikulum KMI (Kulliyatul
Mu’allimat/Mu’allimin Al-Islamiyah) menggunakan bahasa Arab, Inggris dan
Indonesia. Pemahaman pelajaran di kelas ditentukan dalam penggunaan bahasa resmi
sehari-harinya. Diharuskan kepada santri-santrinya untuk menggunakan bahasa
resmi yaitu bahasa Arab dan bahasa Inggris, minimal bahasa Indonesia. Karena “al
lughotu taju al ma’had”.
Pondok pesantren ialah yang bersistem
asrama bagi santri-santrinya. Asrama bukan hanya untuk beristirahat
melainkan penuh dengan segala aktifitas.
Dari bangun tidur hingga tidur lagi, misalnya, shalat berjamaah di masjid,
lomba-lomba, keorganisasian, dll. Semua yang dilakukan dan dirasakan adalah
pendidikan. Pendidikan kehidupan yang memiliki makna penting untuk masa
mendatang nantinya. “Kullu ma yarohu, wa yasma’unahu, min kulli harokatin wa
aswatin, kulluha min awamili tarbiyah al’aqliyah wa alkhuluqiyah”.
Kunci sukses dalam kehidupan
adalah ikhlas dan sabar. Ikhlas dalam menjalani segala kehidupan, dan sabar
dalam melewati lika-liku yang datang silih berganti. Aktif, untuk ikutserta
setiap kegiatan dan aktifitas yang ada. Bukan hanya kehidupan Gontor melainkan
kehidupan di masyarakat agar pandai bersosialisasi. Bersosial antar masyarakat
walaupun berbeda keyakinan. Seperti motto dari dasar Negara Indonesia “bhinneka
tunggal ika”.
Panca jiwa Gontor
diantaranya keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian/berdikari, ukhwuah Islamiyah, dan kebebasan. Sederhana
bukan berati miskin, tetapi hidup sederhana apa adanya dan tidak
bermeweh-mewahan serta tetap mengikuti syari’at Islam. Agar tidak
berlomba-lomba dalam kemewahan/kefasikan melainkan berlomba-lomba dalam
kebaikan “fastabiqu alkhairat”.
Hidup jauh dari orang tua
bukan berarti tidak bisa apa-apa. Melainkan membentuk sebuah karakter seseorang
untuk hidup mandiri. Mencari jati diri dan mencari ilmu sendiri. Seperti kata
pepatah “Tuntutlah Ilmu sampai ke Negeri China”. Mandiri melakukan segala
aktifitas apapun, tanpa bergantung dengan orang lain. Dan diperlukan kerjasama
dalam berkelompok untuk membentuk suatu kesatuan ukhuwah Islamiyah.
Kebebasan, bukan bebas tanpa
aturan melainkan bebas untuk menentukan pilihan yang benar. Kebebasan untuk hidup
yang lebih baik. Bebas bergerak dan berfikir yang bermakna ibadah dalam
kehidupan. Setiap gerakan yang dilakukan adalah pendidikan, seperti syiar
Gontor “harakatuna, ‘ibadatun, wa fannun, wa dzauqun, wa akhlaqun”
“Fina
Ayu Madaliah”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar